, ,

Launching Buku “Panduan Mengenali Tanda Peringatan Dini Ekstremisme Kekerasan”

Yayasan Empatiku – BNPT – UN WOMEN

“Tidak ada penanganan tanpa pencegahan, keduanya adalah satu kesatuan”

Pada 6 Maret 2023, Yayasan Empatiku bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan UN Women mengadakan peluncuran buku ‘Panduan Mengenali Tanda Peringatan Dini Ekstremisme Kekerasan’. Acara tersebut dihadiri oleh 192 peserta dari berbagai lapisan pemangku kepentingan, organisasi masyarakat sipil dan akademisi.

Acara peluncuran buku ini dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, penampilan tari tradisional dan penanyangan video tentang sistem deteksi dini berbasis masyarakat dalam membangun resiliensi masyarakat. Video ini memberikan highlight awal tentang resiliensi masyarakat yang dilihat dari empat pilar; peningkatan pengetahuan dan kemapuan mendeteksi tanda peringatan dini, mekanisme penanganan kasus, kohesi sosial dan basis hukum.

Setelah pembuka, acara dilanjutkan dengan talkshow dan diskusi. Terdapat lima pembicara yaitu Kombes Pol Ponco Ardani (Kasi kontra ideologi, direktorat pencegahan Densus 88), Dwi Rubiyanti, (steering committee WGWC dan direktur AMAN Indonesia), Devi Briliant (Tim Tangguh Mekarjaya), Iman Santosa (Messager of Peace) serta Annisa Noor Fadilah (Aktivis sosial muda Jakatarub Bandung). Para pembicara menyampaikan bahwa berbagai tantangan dan pentingnya peran masyarakat dalam penyebaran ideologi ekstremisme, serta membagikan pengalaman mereka masing-masing dalam upaya melawan rekrutmen and radikalisasi yang dilakukan kelompok-kelompok radikal ekstremis. Di akhir talkshow, para pembicara menyampaikan rekomendasi mereka untuk para stakeholder, organisasi masyarakat sipil dan komunitas secara keseluruhan tentang pentingnya mencegah intoleransi yang berkembang menjadi pemahaman radikal ekstremisme hingga terorisme dan kerjasama yang holistic antara semua pihak.

Setelah pembukaan dan talkshow, acara dilanjutkan dengan penayangan video singkat tentang identifikasi tanda peringatan dini ekstremisme berkekerasan dan peluncuran buku ‘Panduan Mengenali Tanda Peringatan Dini Ekstremisme Kekerasan’ secara resmi. Mira Kusumarini selaku pendiri dan direktur Yayasan Empatiku dan Dwi Yuliawati Faiz, Kepala Program UN Women Indonesia, menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan buku tersebut. ibu Dwi Yuliawati juga menyampaikan pentingnya melibatkan perempuan dalam upaya pencegahan. BNPT yang diwakili oleh Mayor Jenderal TNI Nisan Setiadi, S.E, selaku deputi 1 juga ikut menyampaikan urgensi kewaspadaan masyarakat dan pentingnya buku panduan ini yang memuat prinsip-prinsip dasar deteksi dini terhadap tanda-tanda ekstremisme berbasis kekerasan dengan juga tetap mempertimbangkan isu anak dan perempuan. Lebih jauh, guna memperluas diseminasi buku ini, bapak Nisan telah berkomunikasi dengan FKPT Depok dan Banten, salah satunya terkait rencana tindak lanjut di masa depan. Terakhir, acara diakhiri dengan penutupan oleh panitia.

Tentang buku ‘‘Panduan Mengenali Tanda Peringatan Dini Ekstremisme Kekerasan’

Buku panduan ini mengulas tentang perilaku apa saja yang penting dikenali sebagai tanda peringatan dini dan tindak lanjut penanganan dan pencegahan apa saja yang dapat dilakukan oleh tidak hanya pemerintah dan organisasi non pemerintah namun juga masyarakat secara luas. Selama ini, aspek pencegahan dalam isu ekstremisme berbasis kekerasan masih belum banyak dibahas dan cenderung fokus kepada penanganan ketika tindak kekerasan terjadi. Salah satu masalah yang juga muncul adalah aspek ketahanan dan kepekaan masyarakat terhadap tumbuhnya ideologi yang mengarah pada ekstremisme berkekerasan. Hal tersebut menjadi salah satu tantangan faktual saat ini. Oleh karena itu, buku panduan ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi seluruh pihak termasuk seluruh masyarakat untuk mengenali tanda-tanda peringatan dini, termasuk anak dan perempuan yang mulai ‘dilirik’ oleh kelompok radikal ekstremis untuk dilibatkan dalam aksi mereka. Pencegahan merupakan bagian dari penanganan dan begitupun sebaliknya. Keduanya menjadi satu kesatuan sehingga perlu untuk mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan para pemangku kepentingan.