Setelah melaksanakan pre sesion workshop secara online di bulan Juni, Ardhiana Fitriyanie (Pipit), melanjutkan proses pembelajarannya tentant perempuan dan pembangunan perdamaian di Filipina pada 3-6 Juli 2023. Workshop tersebut digelar di Hotel Sequila, Manila, Filipina dan dihadiri oleh para peacebuilder dari negara-negara di ASEAN.

Workshop tersebut dibagi sesi per sesi selama empat hari berturut-turut. Pada hari pertama, peserta diberikan pemahaman tentang Gender, Confict, dan Secuirty. Sesi 2, peserta diberikan pemahaman tentang Analisis Gender pada konteks konflik dan studi Kasusnya. Lalu di hari kedua, para peserta diberikan pemahaman tentang National Action Plan WPS dan International dan Regional Frameworknya. Selanjutnya di hari ke-3. Peserta diberikan tugas dan berlatih tentang proses pemetaan dan analisis isu gender dalam konflik. Peserta juga diberikan pengetahuan tentan 4 pilar dalam Women, Peace, Security (WPS) dibawah resolusi DK PBB 1325. Pada hari terakhir, peserta diberikan pemahaman tentang analisis Gender menggunakan alat ukur dan framework analysis. Serta WPS Global framework dan Regional Action Plan di ASEAN tentang WPS.

Peserta juga diberikan pemahaman tentang bagaimana menggunakan visualisasi dalam WPS dalam kontek local di masing-masing negara. Serta peserta diminta melakukan Lokalisasi WPS dan strategy WPS pada situasi masing-masing negara. Dari keseluruhan sesi workshop, Pipit berhasil dinobatkan sebagai ‘The Most Active Participant’ atas kontribusinya dalam memberikan saran, menjawab pertanyaan dan diskusi. Setelah mengikuti training selama 4 hari, para peserta diminta melakukan hal yang sama yaitu melakukan in-house training kepada mitra cso di komunitas terkait WPS sesuai dengan konteks local. In-house training ini akan disupport oleh GNWP dengan melibatkan minmal 30 peserta.

Workshop ini terdiri dari dua sesi dan difasilitasi oleh Maricel Aguilar. Sesi pertama membahas tentang ‘Introduction to Gender and Peace’ yang didalamnya memuat tentang isu dikotomi gender dan sex, perlindungan terhadap diskriminasi dan kekerasan berdasarkan gender, dan keamanan manusia. Kemudian, sesi kedua berbicara tentang ‘Gender Issues and The Role of Social Institutions’ dan kaitannya dengan dampak perspektif gender dalam institusi sosial. Di dalamnya memuat tentang bagaimana dimensi gender, isu patriarki dan maskulinitas transformative memengaruhi interpersonal, internal, institusional dan ideological. Sesi online workshop ditutup dengan pembahasan hak asasi perempuan and kesetaraan gender di Asia Tenggara dan bagaimana peran pemerintah di setiap negara dalam merespon isu ini.

Dari workshop di Filipina tersebut, Pipit mengatakan bahwa dia berhasil mendapatkan Pengetahuan tentang International Legal Framework ( UNSC 1325) dan Regional Framework (ASEAN RAP on WPS) dan relasinya dengan peraturan yang sudah ada di Indonesia. Selain itu, dia juga bisa memperluas jaringan untuk kerjasama Empatiku di masa depan. Rencananya, Empatiku akan mendapatkan funding pada jangka pendek hingga September 2023 untuk melakukan in-house training kepada CSO loka terkait lokalisasi WPS Agenda di Indonesia, terutama di wilayah dampingan Empatiku. Oleh karena itu, ilmu dan kemampuan yang didapatkan dari workshop di Filipina akan dapat diimplementasikan.