Yayasan Empatiku melakukan kunjungan kegiatan Lembaga Gagandilan Mindanao Women Inc. di Sulu, Filipina.
Founder Yayasan Empatiku melakukan kunjungan kegiatan Lembaga Gagandilan Mindanao Women Inc. di Sulu, Filipina.
Kunjungan ke Pulau Sulu adalah bagian dari dukungan pendampingan terhadap peserta paska SEAN CSO Community Based Rehabilitation & Reintegration Workshop di Jogya, 13-15 Agustus 2024 lalu. Mira berkunjung ke lokasi kegiatan Wahida Alil Abdula, Direktur lembaga masyarakat sipil Filipina, Gagandiran di Zamboanga dan Pulau Sulu, pada tanggal 30 Agustus – 2 September 2024. Kunjungan ditujukan untuk membantu peserta menyiapkan proposal e-learning tool model terkait proses Community Based Rehabilitation and Reintegration bagi para mantan kombatan perempuan di Sulu, Filipina.
Dalam kunjungannya, Mira bertukar pikiran dan mendalami kegiatan Lembaga Gagandilan Mindanao Women Inc. (GMWI) yang didirikan pada tahun 2016. Gagandilan mempunyai visi masyarakat, termasuk anak laki-laki dan anak perempuan, perempuan dan laki-laki, memiliki akses yang adil terhadap peluang, partisipasi dan kolaborasi dalam upaya pengembangan potensi manusia. Visi ini diwujudkan dengan memajukan dan memperjuangkan pembangunan berbasis keadilan gender di Region Otonomi Muslim Bangsamoro (BARMM-Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao), Filipina. Gagandilan dengan fokus pemberdayaaan perempuan, mendukung pemerintah mengatasi dampak konflik dengan membangun komunitas yang damai, berkembang, dan tangguh, sebagai bagian dari mekanisme pencegahan ekstremisme kekerasan.
Gagandilan telah diakui Pemerintah Bangsamoro sebagai juara dalam melakukan advokasi perdamaian, dan dipercaya oleh Kementerian Keamanan dan Keselamatan Umum (MPOS), BARMM untuk mengimplementasikan program pembangunan perdamaian berbasis komunitas yang menargetkan rehabilitasi mantan ekstremis kekerasan (Abusayyaf).
Program ini telah mampu merehabilitasi 100 mantan kombatan yang tergabung dalam kelompok ekstremisme kekerasan dan 90 janda mantan kombatan melalui intervensi Psikososial, seminar dan intervensi sosial-ekonomi. Termasuk diantaranya memberikan dukungan berbasis kebutuhan dengan mempertahankan sumber mata pencaharian yang ada. Gagandilan Women juga diakui di tingkat nasional sebagai anggota kelompok perempuan di Komisi Anti Nemiskinan nasional (NAPC) di bawah Kantor Presiden Filipina.
Sebelum mengikuti program, mereka berpartisipasi aktif dalam mendukung kelompok ekstremisme kekerasan (Abusayyaf) termasuk melakukan pemberontakan, tinggal berpindah-pindah di tempat persembunyian di gunung-gunung, dimana anak-anak tidak bersekolah. Para janda kombatan diperintahkan untuk menikah lagi dengan anggota yang masih aktif sebagai bagian dari strategi operasional kelompok, selain juga demi pemenuhan ekonomi keluarga para janda.
Proses rehabilitasi dan reintegrasi sendiri dilalui dengan tidak mudah. Tantangan termasuk kecurigaan dari para kombatan, ketidakpercayaan terhadap proses, penerimaan masyarakat, ketidakpercayaan masyarakat terhadap niat pemerintah (dalam hal ini pasukan tentara yang menangani kelompok ekstremis), selain masyarakat yang mendukung dan tidak mendukung, serta kecurigaan terhadap ketulusan para mantan kombatan.
Bagaimana tantangan-tantangan ini bisa terjadi? Ikuti penulusurannya pada artikel selanjutnya.


EMPATIKU bekerja menginovasi proses pembelajaran dan mentransformasikan sistem kelembagaan untuk menumbuhkan kompetensi emosional masyarakat dan menanamkan empati.

Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!